Wednesday, December 19, 2007

Comfort Zone

Artinya zona nyaman, tapi entah kenapa konotasinya selalu negatif. Sesuatu yang sebaiknya dihindari dan nggak lama-lama dijalani.
Tapi kenapa kenyamanan menjadi sesuatu yang dilarang? Kenapa orang selalu dibuat merasa bersalah kalau sudah hidup di zona yang satu ini?

Buat gue, hidup nyaman itu suatu privilege. Dan siapa sih yang nggak suka hidup dikelilingi fasilitas memadai, orang-orang yang dicintai, dan pekerjaan yang menyenangkan?

Tapi ketika kenyamanan menjadi sesuatu yang membatasi perkembangan hidup kita, mungkin itulah saatnya kita harus berhati-hati. Banyak orang yang akhirnya mengatasnamakan kenyamanan untuk bertahan di kondisinya sekarang, tanpa sadar (atau pura-pura nggak sadar) ada kehidupan yang lebih baik di depan sana.

Gue selalu merasa hidup gue dikelilingi kenyamanan. Gue punya pekerjaan yang sangat gue suka, dengan goody bags berisi aneka hadiah, voucher makan gratis di resto-resto terkenal, sampai jalan-jalan ke tempat-tempat menyenangkan. Jam kerjanya pun sangat-sangat nyaman, gue bisa bangun sekitar jam setengah 8 pagi, berangkat dari rumah jam 9, dan nyampe kantor jam 10, tanpa ada seorangpun yang protes. Nonton bioskop di tengah jam kerja? Jalan-jalan ke mal untuk hunting barang? Semuanya bisa dilakuin tanpa ada bos yang bawel. Dan pake celana jins sama kaos ke kantor, bukan sesuatu yang aneh. Pas banget sama gue yang emang paling males kalo harus pake baju kantoran.

Tapi akhirnya, kenyamanan itu mengungkung gue. Membuat gue tutup mata juga sama segala ketidaknyamanan yang sebenarnya masih ada di depan mata. Manajemen kantor yang busuk, payment wartawan yang yah...di Indonesia masih dianggap kerjaan lapis bawah kannn....plus fasilitas kantor yang sucks banget. Dan di sini, gue baru ngalamin yang namanya kerja dengan orang-orang berposisi tinggi, tapi sebenernya nggak ngerti tentang banyak hal. Lebih parah lagi, mereka nggak peduli pula dengan kenyataan kalo mereka nggak ngerti. Hmph...

Jadi dengan berat hati, setelah menghadapi berbagai dilema, gue memutuskan untuk meninggalkan comfort zone gue, dunia nyaman-nya gue...Menggali lagi cita-cita yang pernah padam, passion yang sempat terkubur lama...Dan menerima sebuah tantangan baru, dengan ketidakpastian di depan sana...

Can I live without those goody bags, great food, beautiful vacations and comfort environment? I don't know yet...but I think I can. Or at least, I'll try =)