Wednesday, September 19, 2012

Anyhting You Want to Be

How does it feel having a chance to become anything that you wanted?

Gue menghabiskan banyak waktu gue dengan anak-anak Amerika usia 20-an yang mengajar sebagai volunteer di SMA-SMA di berbagai daerah Indonesia. Yang menarik adalah perbedaan cara mereka memandang hidup dan merancang masa depan, dibandingkan dengan anak-anak muda Indonesia di usia yang sama.

Seringkali, kalau sudah mendekati akhir masa volunteer mereka di Indonesia, gue bertanya-tanya tentang rencana mereka ke depan. Dan jawaban mereka membuat gue miris, betapa "mudah" mewujudkan mimpi bagi mereka.

Banyak yang setelah menyelesaikan volunteer di Indonesia, kembali ke Indonesia untuk bekerja (dengan gaji ekspat, tentu!). Bukan di perusahaan minyak atau konsultan multinasional kok, kebanyakan malah mengajar di sekolah internasional atau bekerja di NGO asing. Tapi yang membuat iri adalah, gaji mereka yang setara dengan level manajer lokal, meski posisi mereka masih karyawan biasa. Renting apartemen atau rumah di daerah Sudirman atau Menteng pun bukan menjadi masalah besar.

Sebagian lagi, belum puas dengan petualangan mereka, kembali mencari fellowship atau volunteering program ke negara-negara lain. Dan betapa banyaknya kesempatan bagi mereka. Berkelana ke pelosok Asia, Afrika atau Eropa. Belajar bahasa di Amerika Selatan. Mengajar bahasa Inggris di Korea. Volunteer di program Peace Corps di Namibia. Atau bekerja di NGO asing di Nepal. Seolah tanpa beban, tanpa batasan apapun.

Betapa mudahnya mewujudkan mimpi bagi mereka! Lagi-lagi, komentar bernada iri hati itu tercetus dalam hati gue. Banyak juga yang balik ke Amerika, langsung lanjut ke grad school, dan rata-rata, alumni program Fulbright biasanya diterima di sekolah-sekolah bergengsi seperti Yale, Columbia atau Harvard. Masa depan tampak cerah bagi mereka.

Apa yang mereka miliki tapi tidak dimiliki oleh kita? Kadang gue lihat, kemampuan mereka sama-sama aja kok. Banyak teman-teman gue yang malah lebih pintar dan memiliki kemampuan lebih. Tapi satu yang kita nggak punya: privilege. Lahir dan hidup sebagai warga negara adikuasa. Memang ada sih, beberapa teman gue sesama orang Indonesia yang akhirnya berhasil menggapai mimpi-mimpi internasional mereka: sekolah di Ivy Leagues, kerja di berbagai belahan dunia, jalan-jalan ke mana-mana... Tapi effort mereka pun lebih besar, jauh lebih besar. Mereka kerja lebih keras, dan berusaha sekuat tenaga untuk menyamai posisi mereka dengan anak-anak yang sudah mendapat privilege lahir dan dibesarkan di Amerika.

Tapi memang betul, hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk menyerah begitu saja. Kesempatan kita mungkin memang lebih sedikit, kita mungkin akan selalu dianggap warga kelas dua di Amerika (dan negara-negara maju lainnya) meski sudah punya pendidikan dan kedudukan yang oke, dan sampai kapanpun, kita tetap orang Indonesia, dengan segala keterbatasan kita. Tapi kita juga lebih tangguh, lebih mudah beradaptasi, lebih humble, dan lebih tidak dijagokan.

Sometimes being an underdog is good. And who knows? Underdogs could be anything they wanted too!

Wednesday, September 12, 2012

Perfect Life

"I won't ever, ever do that to my son", that's what I thought when I saw a mother yelling at her crying son in the middle of a parking lot.

"I will be spending my time teaching my kid to love books, to play outside..to be the coolest mom ever!!", that's what I told myself when I held my son in the hospital after he was born.

Perfect mom, perfect model, perfect life.

How did I know that there will be days when I don't feel like doing anything - except sleeping or reading my book?

How did I know that there will be times when I just don't have the patience to deal with my son's tantrum - and yelling at him is the only thing I can think of?

How did I know that there will never be the coolest mom - because even though you're cool for now, still there are days that your son simply doesn't want to talk to you, and you become his worst enemy =)

How did I know that there is no such thing as a perfect mom, let alone a perfect life?

But now I know.
Thank goodness, now I know =)