Friday, October 18, 2013

One Fine Day

Minggu lalu, tanggal 9 Oktober, Yofel ulang tahun ke-4. Bener-bener ya. time really flies! Kebetulan pas ulang tahun itu Yofel lagi libur mid term. Jadi, instead of ngerayain di sekolah, akhirnya gue memutuskan untuk cuti dan bawa Yofel ke... Dufan! :)

Masuk di dunia fantasi, dunia ajaib yang mempesona *nyanyi*

Sejujurnya, yang semangat ke Dufan bukan hanya Yofel, tapi gue juga! Hahaha...kayaknya udah lebih dari 10 tahun gue nggak menyambangi theme park ini... Padahal kemarin-kemarin ini udah sempet ke Universal Studios Singapore, Trans Studio Bandung, malahan ke Six Flags juga pas dulu di Belanda. Tapi Dufan? Malah ditelantarkan ;p

Jadi, hari Rabu itu, gue bertiga Yofel dan Ncus (Rayo nggak bisa ikut karena cutinya udah abis, hiks) menyambangi Dufan. Meski di websitenya ditulis Dufan buka jam 11 siang di weekdays, ternyata pas kita nyampe sana jam 10.30, gerbangnya udah dibuka kok. Tiket per orang (termasuk anak di atas 100 cm) IDR 150k. Not bad lah!

Kesan pertama pas masuk? Sepiiiii :D Inilah enaknya dateng di hari biasa. Nggak perlu ngantri sana-sini, tiketnya pun lebih murah 100 ribu dibanding weekend/hari libur. Memang sih ada beberapa rombongan (antara lain anak-anak SMA dari Bandung, terus ada juga rombongan karyawan Alfamart), tapi overall masih termasuk sepi dan bebas antri.

Saking sepinya, pas naik beberapa wahana, dan Yofel pingin ngulang sekali lagi, kita nggak perlu turun karena nggak ada antrian orang sama sekali :D Terus asiknya lagi, kita bisa minta petugasnya untuk nambah putaran.. Waktu naik Alap-alap (roller coaster mini) sama Yofel, petugasnya nambah putaran sampai 6 kali...Trus waktu gue naik Halilintar, yang biasanya cuman 1 putaran, dikasih 2 putaran dalam sekali naik. Seru bangettt!!!

Dufan sekarang tentu udah beda sama Dufan jaman baheula yang terakhir kali gue datengin. Banyak permainan baru seperti Tornado, Hysteria atau pertunjukan spesial efek Treasure Land yang lumayan keren ternyata. Tapi kangen juga sama beberapa wahana, kayak Balada Kera, yang udah nggak ada dan diganti sama pertunjukan yang lebih canggih. Perbedaan lainnya, sekarang hampir di semua wahana besar, disediakan studio foto tempat kita bisa mencetak foto-foto candid yang diambil otomatis pas kita lagi naik wahana. Tipsnya, jangan terlalu cepat puas dan langsung impulsif kepingin beli fotonya, apalagi kalau dateng di hari biasa yang sepi, karena kita bisa naik 1 wahana berulang-ulang dan memilih foto yang paling keren :) Lumayan soalnya harganya, IDR 35k per foto.

Jadiii, selama di sana, mainan apa yang sudah bisa dinaikin oleh Yofel?

1. Turangga-rangga, komidi putar yang klasik banget, khas Dufan karena merupakan wahana pertama yang kita lihat setelah masuk gerbang Dufan. Sebenernya wahana ini standar banget, dan kalo antriannya panjang gue juga mikir-mikir mau naik ini..Tapi karena sepi, hayuklah kita pemanasan naik kuda. Yang perlu diperhatiin, putarannya ternyata lumayan kencang kalo dibandingin dengan komidi putar di mall-mall, dan kudanya lumayan tinggi, tanpa pengaman. Jadi harus hati-hati kalau bawa anak kecil.

Pemanasan dulu!

2. Bianglala, ferris wheel raksasa yang seru karena bisa dipakai sebagai ajang lihat-lihat wahana lain dari atas, sambil merencanakan mau naik apa saja setelah ini. Kekurangan Dufan adalah signage yang masih kurang, peta yang sebenernya ada tapi nggak dibagikan kecuali dia minta, sehingga agak susah mengira-ngira rute dan arah menuju wahana yang mau kita naiki. Bianglala lumayan bisa menjangkau pemandangan Dufan yang luas.

3. Alap-alap, roller coaster mini untuk anak-anak dengan tinggi di atas 100 cm. Nggak nyangka, ternyata ini menjadi wahana favorit Yofel! Kita naik Alap-alap sampai 3 kali, dan yang terakhir sampai 6 putaran, dan Yofel masih mau lagi. Heuheuheuuuu he really has my genes!

Yofel's favorite ride :)


4. Gajah Bledug, satu lagi yang cocok buat anak-anak. Sebenernya mainan model begini udah banyak banget di playground mall, tapi main di tempat terbuka kayak gini masih tetep seru. Yofel naik sampe 2 kali :)

5. Poci-poci, semacam naik cangkir yang diputer-puter. Seru juga meski agak memusingkan. Kita naik 2 kali karena sepi banget nggak ada yang ngantri ;p Yang perlu diperhatiin, nggak ada pintu di wahana ini, bentuknya kayak cangkir tapi ada sisi yang terbuka, jadi anak-anak harus dipegang erat-erat, apalagi ternyata puterannya lumayan kenceng!

6. Burung tempur, sejenis Gajah Bledug tapi dengan wahana berbentuk burung tempur, bisa disetir ke kiri/kanan jadi kesannya lebih seru. Lagi-lagi kita naik 2 kali :)

7. Ubanga-banga, bom-bom car untuk anak-anak. Lagi-lagi, kalau antrian panjang, mendingan nggak usah naik ini karena sudah banyak di mall. Tapi karena waktu itu sepi, akhirnya Yofel naik juga sekali.

8. Rajawali Condor, mainan yang intinya kita naik ke wahana pesawat berbentuk rajawali dan diputer-puter sampai atas. Gue agak ngeri Yofel pusing tapi ternyata dia enjoy. Satu pesawat sebenarnya untuk 1 orang, tapi kalau untuk anak kecil lebih baik berdua dengan orang dewasa, takutnya pas lagi di atas dia berdiri karena memang nggak ada seatbeltnya.

9. Pontang-pontang, entah kenapa dulu gue taunya Pontang-panting :) Mainan seperti kursi yang dilempar ke sana-sini dengan kecepatan tinggi. Satu kursi bisa buat berdua, tapi hati-hati karena pengamannya nggak menutup rapat, jadi kalau anak kecil bisa merosot ke bawahnya.

Agak tegang di Pontang Pontang


10. Treasure Land, pertunjukan special effect yang masih termasuk baru. Di hari biasa, ada dua kali pertunjukan, jam 1500 dan 1700. Ceritanya seru, dengan spesial effect api, air dan cahaya yang keren juga. Pas buat anak-anak. Setelah selesai pertunjukan, bisa foto bareng dengan pemainnya :) Lama pertunjukan sekitar 45 menit.

11. Rumah Jahil: alias rumah kaca, Yofel seneng banget di sini karena baru pertama kalinya dia masuk ke wahana model begini. Waktu masuk kedua kalinya, Yofel coba cari jalan sendiri dan berhasil :)

Nyasar di Rumah Jahil


12. Rumah miring, ini wahana super old school karena dulu favorit gue pas masih kecil! Ajaibnya, interior rumah miring ini belum berubah. Yofel seneng banget disini dan emang buat anak kecil wahana ini termasuk seru :)

13. Bumper boat, semacam boat yang bisa ditabrak-tabrakin ala bom-bom car. Mainan ini kayaknya juga agak baru karena jaman dulu seinget gue nggak ada. Untuk naik ini, kita perlu bayar tambahan IDR 25k untuk satu boat.

Driving Bumper Boat


14. Perang Bintang, ini satu-satunya wahana yang pas masuk ke dalamnya Yofel sempet takut, karena lorong tempat ngantrinya gelap dan misterius. Apalagi pas kita di sana nggak ada orang! Tapi setelah naik ke keretanya, Yofel seneng kok. Mainannya kayak tembak-tembakan laser interaktif gitu, jadi kita dikasih target sambil jalan keretanya, terus berusaha nembak target-target itu. Tiap orang dapet satu tembakan.

15. Istana Boneka, of course ini wajib hukumnya. Meski sebenernya basi banget, keretanya pelan, dan boneka-bonekanya itu-itu aja dari jaman dulu, tapi wahana ini lumayan banget buat ngadem karena ber AC. Plus, Yofel bisa dikenalin sama berbagai tempat di dunia.

He's having fun :) at Istana Boneka


Selain itu, gue sendiri sempet naik Halilintar, Kora-Kora, dan Tornado (first experience nih), yang semuanya seru!!

Tapi ada juga kerugian dateng di hari biasa. Saking sepinya, kita nggak bisa naik wahana Piring Ombang Ambing (Yofel penasaran berat), karena minimal harus dinaiki oleh 8 orang untuk alasan keseimbangan. Dan setelah nunggu-nunggu hampir setengah jam, baru kekumpul 4 orang. Gagal deh :(

Menunggu Ombang-Ambing


Kerugian lain, kadang Dufan melakukan maintenance permainan dan wahananya yang paling populer di hari biasa, untuk mencegah kerusakan di saat hari libur. Waktu kita ke sana, wahana Hysteria lagi diperbaiki dan ditutup sepanjang hari. Sayang banget padahal gue penasaran pingin naik :)

Anyway, we had lots and lots of fun that day, and we hope we could be back again soon!

Happy birthday Yofel :)

Coming Soon - Ice Age :)



Friday, October 04, 2013

Singapore Philatelic Museum

Saat berkunjung ke Singapura bulan lalu untuk tugas kantor (of course! huhu), gue menginap di Peninsula Hotel, di dekat City Hall. Gue selalu bertekad, di setiap traveling yang berhubungan dengan kerjaan, gue harus menyempatkan diri untuk setidaknya mengunjungi satu tempat yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan :)

Gue langsung mengubek-ngubek peta Singapura sambil mengira-ngira kapan bisa kabur dari si bos (yap, traveling sama bos lebih menantang lagi karena harus tau banget kapan waktunya melipir). Akhirnya kesempatan itu datang saat ada jeda waktu di siang hari, sebelum kembali ada acara sore harinya. Dengan alasan mau cari oleh-oleh buat Yofel (yang memang beneran gue lakukan sih), akhirnya gue pun berhasil kabur.

Ada beberapa tempat menarik yang sebenarnya bisa dikunjungi di daerah hotel. Yang pertama dan paling menggiurkan buat gue adalah Bras Basah, kompleks penjualan second hand books yang harganya murah meriah. Tapi tentunya mampir ke sana nggak cukup hanya 2 jam saja, jadi dengan sangat terpaksa option ini pun harus dicoret. Pilihan lain adalah Mint Toy Museum, museum mainan yang kelihatannya menarik banget. Tapi berhubung jarak dengan hotel masih agak jauh dan kemungkinan menghabiskan waktu di perjalanan, pilihan ini juga dicoret. Maka tersisalah pilihan terakhir, yaitu Singapore Philatelic Museum, yang kalau melihat dari peta sih, sepertinya nggak jauh dari hotel.

Singapore Philatelic Museum


Ternyata setelah pusing mengira-ngira arah, gue baru sadar kalau museum ini letaknya persis di belakang hotel, bahkan kelihatan dari jendela kamar gue. Zzzzz.... Dasar tukang nyasar dan langganan disoriented nih!

Museum ini terletak di daerah yang memang masih dipadati oleh bangunan bergaya kolonial Inggris, terlihat juga dari tampak depan bangunan dengan bata merah dan atap putih yang khas jaman dulu. Banner dan poster warna-warni menambah keceriaan museum ini. Lebih tampak seperti sekolah anak TK daripada bangunan museum sebenarnya. Masuk ke dalam suasananya pun menyenangkan, cerah dan bersih. Meski bangunannya kuno, tidak ada kesan angker sama sekali. (Jadi inget beberapa museum di Jakarta yang agak menyeramkan suasananya, huhu)

Tiket masuknya hanya $6 saja untuk dewasa, dan gue langsung masuk ke ruangan depan, tempat berlangsungnya pameran kompetisi stamp collection antar sekolah di Singapura. Yang menang memang keren-keren banget koleksinya.

Stamp collecting competition
 Dari sana, gue berlanjut ke ruangan display. Museum filateli ini dibagi dalam 4 ruangan utama yang menempati lantai dasar dan lantai atas bangunan. Orange Room merupakan ruangan tempat kita diperkenalkan dengan asal mula prangko, Purple Room menjabarkan tentang langkah-langkah pembuatan prangko dalam detail yang menarik, Room of Rarities menyimpan koleksi prangko langka museum ini, dan Heritage Room menyinggung sejarah Singapura secara general.

Purple Room, warnanya eye catching banget!
 Selain itu, ada juga Children's Gallery yang sering menampilkan eksibisi khusus anak-anak. Waktu gue ke sana, eksibisinya adalah tentang permainan Ular Tangga (Snakes & Ladders) yang diselenggarakan dalam rangka merayakan tahun ular.

Snakes & Ladders - I wish Yofel was here!

Terakhir sebelum pulang, gue mampir ke souvenir shop (of course!!) untuk membeli beberapa postcard termasuk vintage Singapore. Gong-nya tentu saja ketika gue menemukan koleksi prangko dinosaurus yang dijual dengan harga $3. Uhuhuhu unyu banget! One day kalau Yofel udah gede, rencananya koleksi ini mau dihibahkan buat dia aja :)

Dino stamp

Overall Singapore Philatelic Museum sangat menarik untuk dikunjungi. Kesederhanaan konsepnya didukung oleh fasilitas yang keren, menarik, dan ramah untuk anak-anak, sehingga tema prangko yang bisa dibilang sudah ketinggalan jaman, masih bisa tetap dinikmati oleh anak-anak masa kini (yang lebih familiar mengirim email daripada postcard!) tanpa berkesan membosankan.

Dan untuk kesekian kalinya, tentu saja gue masih berharap Indonesia akan punya lebih banyak museum keren seperti ini lagi! Bisa kok! :)

Singapore Philatelic Museum
23 B Coleman Street, Singapore
www.spm.org.sg