Monday, November 21, 2005

Bad Mood

Sometimes I just can't understand me. There are times that I feel so low, so gloomy, so dark, as if nothing wonderful could happen in my life.

Tonite is one of those times. I just want to be alone, I just couldn't get the jokes my housemates told me, I just want to hear the saddest song in my MP3 list, I just want to push everyone away from me, I just feel like I couldn't do anything right...

And as I wonder about my feeling, my memory bumps into something. Meeting I had with friends a few hours earlier, the way they treated him, the jokes they'd made about him, the worse things they said to him...

And suddenly I realize..I hate it when people do such things to him...Why cant they see him the way I see him? How come they just make fun of him?

And the biggest shock hit me. Why should I care about him so much? Why should I feel bad because of something that maybe he didn't even care?

The answer caught me right away. Because he means a lot to me. Now. Damn...

Thursday, November 17, 2005

Figure it out...

Katanya, Tuhan selalu punya rencana untuk hidup kita. I don't mean to sound so religious (in spite of what I think about religion anyway), tapi seorang temen gue kemaren sempet menyinggung topik ini di sela" ngopi bareng di sore hari, dengan background hujan es dan suasana mellow.

Anyway, menurut dia, Tuhan pasti punya rencana, kenapa gue ada di Belanda, bukan di Bandung, di Inggris atau di Australia. Kenapa gue harus pergi sekarang, sementara sebetulnya plan gue berangkat tadinya adalah di tahun 2006. Kenapa gue terdampar di kota Den Haag, ketemu orang" yang sebelumnya nggak pernah terbayangkan bakal ketemu.

Dan gue jadi flash back ke kehidupan gue. Jalan hidup gue yang sempet berbalik 180 derajat, dari yang tadinya berkutat di dunia teknik, sampe akhirnya terdampar di dunia jurnalistik. Orang" yang sempet menapakkan jejaknya dalam lembar hidup gue, yang meninggalkan cinta dan sakit hati, yang membantu gue menemukan setitik harapan atau secercah pencerahan tentang masa depan..

Dan gue, di antara segala keskeptisan gue, akhirnya sampai pada kesimpulan, kalo mungkin emang bener kita semua ada dalam rencana Tuhan. Hidup kita seperti kepingan puzzle, dan sekarang giliran kita buat menyusunnya jadi satu gambar utuh..

And I wonder..when can I figure it out...Is there still enough time to do that?

Saturday, November 12, 2005

Skeptis

Dari beberapa temen yang ngobrol sama gue, hampir semua nggak percaya kalo Dr Azahari, buron nomer 1 di Indonesia yang namanya selalu dikaitin sama sejumlah peristiwa terorisme beberapa tahun terakhir, udah bener" tewas.

Semua mikir kalo itu hanya akal"an pemerintah aja...buat menaikkan kredibilitas, buat bikin masyarakat tenang, buat mengalihkan isu BBM dan lain-lainnya...

Dan gue jadi ikut mikir, apa bener kepercayaan kita sama pemerintah udah bener" ilang? Apa bener kita udah segitu skeptisnya sama pemerintah, sampe" setiap ada hal bagus yang menaikkan kredibilitas pemerintah, kita nggak percaya kalo itu emang bener" terjadi?

Skeptis..Berawal dari ketidakpercayaan terhadap hal" kecil, sampai akhirnya menganggap kalo semua hal penting nggak mungkin terjadi.

It happened to me..in the way I see relationship-thing. It never worked...And I doubt that it will ever work for me..Nggak ada orang yang tepat...Atau, ada orang yang tepat, tapi waktunya nggak tepat...Pada akhirnya, gue nggak bisa yakin lagi sama perasaan gue. Apa hanya sesaat? Apa hanya karena kesepian? And it makes me feel so bitter about relationship.

Kapan perasaan skeptis ini bakal berakhir?

Wednesday, November 02, 2005

Wine n Vodka

Kemaren ini Yana, temen sekelas gue asal Ukraina, ulang taun. Karna diundang makan" di rumahnya, gue dateng bareng Yoyo, temen gue dari Cina, dengan harapan bisa makan enak...Begitu nyampe, guelangsung jatuh cinta gitu sama apartemen 3 lantai tempat dia tinggal bareng cowoknya selama 2 taun ini.

Makanannya enak, banyak pasta, pizza, salad sampe kaviar. Ditambah wine dan vodka cocktail yang nyam-nyam banget...It was a really nice evening, meskipun Yana ngotot nyuruh" kita minum terus (mentang" dia minumnya emang kuat bangeeettt).

Sampe akhirnya pembicaraan beralih ke topik umur. Dan gue baru nyadar, ternyata Yana baru umur 24. Yang berarti, lebih muda dari gue nyaris 1 taun. Lebih lucu lagi, ternyata nyaris semua classmates gue yang dateng malem itu umurnya lebih muda dari gue. Dan most of them, udah tinggal bareng cowoknya masing" sejak beberapa tahun yang lalu.

Hummm...it does make me think...Tentang betapa nggak adanya experience gue dalam wilayah yang satu ini. Tinggal bareng cowok gue, kayanya jadi satu hal yang nggak pernah ada di pikiran gue selama ini. Selama gue masih ada di 1 kota yang sama dengan keluarga gue, ya pastinya gue bakal tinggal bareng mereka, setidaknya sampe gue merit. Dan gue pikir, it just a common thing in Indonesia. Nggak ada anak yang berasa nyantai aja tinggal bareng pacarnya di umur yang masih 20 taunan, biarpun mungkin makin ke sini fenomena itu mulai muncul.

Gue hanya bisa diem aja sambil ngedengerin segala omongan mereka tentang kehidupan bareng pacar, tentang perjuangan mereka di negara yang jauh dari keluarga, tentang kemandirian dan segala hal yang bener" sophisticated di mata gue. Satu hal yang bisa gue pikirin adalah betapa bedanya kehidupan gue, sebagai orang dari benua Asia, dengan mereka, temen" baru gue yang seumur hidup tinggal di Eropa.

Akhirnya gue hanya ngelirik Yoyo, yang lagi kepayahan tidur di sofa, karena dipaksa minum segelas white wine dan akhirnya teler sendiri. Dan gue ngerasa sedikit tenang, setidaknya ada hal yang familiar di mata gue.