Friday, August 19, 2011

Indonesiaku

Setelah menyinggung mimpi-mimpi tentang Amerika di posting sebelumnya, rasanya nggak fair kalau nggak membahas impian tentang Indonesia. Apalagi kemarin negeri tercinta baru berulang tahun ke-66. Way to go, Indonesia!

Sejak bekerja di organisasi yang sekarang, gue banyak berhubungan dengan orang-orang dari Amerika yang ingin meneliti atau mengajar di Indonesia. Sebagian dari mereka membuat gue sangat amazed, terutama karena pengetahuan dan kecintaan mereka yang luar biasa terhadap negara kita ini. Kadang gue pikir, mereka malah lebih Indonesia daripada gue!

Seorang cewek yang kuliah di Berkeley dan sedang melakukan penelitian tentang semut (yep, semut!) di Indonesia, pernah bilang ke gue kalau Indonesia adalah negara yang akan dia pilih sebagai tempat menetap. "I love everything about this country!". Gitu katanya. Padahal dia menghabiskan hari-harinya di Pulau Komodo dan daerah Sumbawa lho! Bukan di mall kota besar atau di ruangan ber-AC. Impressive.

Ada juga salah satu pasangan profesor favorit gue, berasal dari Washington, DC. Sang suami sudah sangat fasih berbahasa Indonesia, dan mendengarnya presentasi tentang penelitiannya selalu menyenangkan buat gue. Pengetahuannya tentang agama Islam jauh melebihi gue yang seumur hidup tinggal di Indonesia. Sementara istrinya sangat care dengan perkembangan kurikulum universitas di Indonesia dan selalu siap membantu universitas kecil yang membutuhkan bimbingan.

Masih ada lagi mahasiswa sejarah dari Yale, yang selain ramah dan baik hati, juga sangat mencintai Indonesia. Dia bahkan sudah dianggap anak oleh keluarga angkatnya, dan diberikan marga kehormatan =D Kalau ngobrol dengan cowok ini, gue selalu ketawa-ketawa, karena dia jago banget bikin joke2 bule pake bahasa Indonesia. Hilarious!

Banyak juga dari mereka yang akhirnya menikah dengan orang Indonesia, dan menetap di Indonesia. Gue selalu suka denger cerita mereka, betapa mereka menganggap Indonesia sebagai tanah air kedua, bahkan kadang lebih mencintai Indonesia dibanding tanah kelahiran mereka sendiri. Seorang peneliti laki-laki dari Colorado yang menikahi perempuan Indonesia bahkan mengaku pada gue, kalau sekarang bahasa Indonesianya malah lebih bagus daripada bahasa Inggrisnya. Dan memang logat Indonesianya sudah seperti orang lokal, yang imbasnya, bahasa Inggrisnya pun jadi meng-Indonesia, hehehe!

Mengobrol dengan orang-orang ini kadang membuat gue bertanya-tanya, apa sih yang membuat Indonesia begitu menarik di mata mereka? Apa mereka tidak peduli dengan polusinya, korupsinya, macetnya, joroknya...dan sejuta hal lain yang menyebalkan? Anehnya, mereka tahu kok semua kekacauan Indonesia. Tapi justru itulah yang membuat mereka jatuh cinta.

Gue jadi ingat saat gue tinggal di Belanda, betapa nasionalisme gue rasanya begitu nyata. Rasa kangen dan cinta tanah air membuat gue begitu yakin atas keputusan gue saat itu: pulang ke Indonesia dan membangun bangsa! Tapi begitu tiba di sini, perasaan itu perlahan memudar. Kopaja bukan lagi suatu kenangan sentimental, tapi gangguan di jalan raya yang menjengkelkan. Macetnya Jakarta tak tertahankan, dan berita di koran semuanya begitu mengkhawatirkan. Ke mana perasaan cinta itu ya?

I want to see Indonesia from a different perspective. I want to fall in love all over again. Because this is my country. And nothing could ever change that.

Happy independence day!