Seorang teman yang bekerja freelance pernah bilang, sebenarnya istilah "freelancer" hanyalah suatu euphimisme berlebihan dari kondisi sesungguhnya, "pengangguran terselubung"..
Waktu itu gue hanya ketawa, tapi setelah menjalani sendiri status freelancer selama hampir 6 bulan belakangan ini, gue baru mengerti kalau omongan teman gue nggak sepenuhnya lucu.
Seringkali ada rasa deg-degan kalo kerjaan udah mendekati kata selesai, sementara di depan mata kok sepertinya belum ada tanda-tanda munculnya tawaran baru yaaa?? Atau di saat orang-orang excited udah mau gajian di akhir bulan, gue yang memang dibayar per project hanya bisa gigit jari karna belum waktunya dapet jatah...Saat-saat kaya gitu, kayanya emang status sebagai freelancer lebih tepat digantikan dengan pengangguran yang terselubung...
Belum lagi kalau ditanya orang-orang, hmm..kerja di mana sekarang? Kantornya di daerah apa? Kelimpungan deh jawabnya. Mending kalo yang nanya adalah orang-orang yang ngerti apa itu kerjaan freelancer. Tapi kalo orang-orang dari generasi jaman jebot yang nggak mudeng sama istilah itu, hmm..salah-salah dianggap pengangguran beneran, alias udah nggak terselubung lagi...hehehe...
Tapi untungnya dalam kasus gue, adaaa....aja tawaran-tawaran dari mulai yang cere sampe yang lumayan gemuk, untuk mengisi "waktu luang" gue...Dan yang membuat gue masih betah menjalani status ini adalah serunya bekerja dengan berbagai tipe kantor dan orang-orang di dalamnya...Gue jadi tahu gimana harus menghadapi orang-orang dari design agency, yang super kreatif tapi bingung kalau udah harus ngasih timeline, atau orang-orang majalah tempat segala macem gosip bisa dikonfirmasi, atau bule-bule NGO yang serba idealis tapi kadang mengawang-awang...
Dan satu hal lain yang masih bikin gue betah jadi "pengangguran terselubung"? Hmm..nggak perlu bangun pagi buat ngantor...=)
No comments:
Post a Comment