Saturday, January 30, 2010

Almost Four Months!

Yap, almost four months since baby Yofel came to our life...Gimana rasanya? Yang jelas, kadang masih suka nggak percaya, ada makhluk mungil yang suka tidur di tengah-tengah kita, yang bangunin kita tengah malem dengan suara kencengnya, yang bisa bikin kita rela ngorbanin apa aja supaya dia senang...

Tapi di sisi lain, ada juga hari-hari di mana rasa kangen sama masa lalu menyeruak. Ya, kangen jalan sama temen-temen tanpa harus pusing mikirin gimana Yofel ditinggal di rumah...Kangen bisa baca novel dari pagi sampai malem tanpa harus diinterupsi sama suara tangisan yang membahana =p, dan yang pasti...kangen sama masa pacaran, jalan berdua aja, traveling somewhere, dan jalan ke mal atau supermarket tanpa harus mikirin naiknya harga pampers atau susu =)

Yang pasti, semua ada trade off-nya, termasuk menjadi seorang ibu. Dan apa yang sudah gue pelajari selama hampir 4 bulan menyandang status ini?

Banyak.

Yaaa, gue nggak akan going detail sama semua urusan kecil-kecil tentang merawat bayi, cara memandikan, menyusui, mengganti popok, dan hal-hal lain semacam itu, karena percayalah, gue juga bukan expert-nya. Gue masih suka takut ngebalikin badan Yofel kalo lagi mandiin dia, gue bukan orang yang sukses menjalankan program ASIX alias ASI eksklusif, dan pengetahuan gue tentang tangisan bayi juga masih nggak jauh beda dengan saat pertama kali gue menjadi ibu. Jadi, gue hanya mau share aja di sini, siapa tahu bisa menjadi masukan untuk para calon ibu di luar sana...

Poin terpenting yang gue pelajari adalah, there will always be comparisons. Mulai dari "lahiran normal atau C-section", "ASI atau formula", "dokter ini atau dokter itu", "cloth diapers atau disposable diapers", dan lain-lain. Dan nggak akan pernah ada jawaban terbaik untuk semua orang. Semuanya tergantung pada banyak faktor yang berbeda untuk setiap individu. Jadi, please...jangan memaksakan pendapat kita, because if it worked out for you, that doesn't mean it will work out for everybody.

Lalu, jangan terlalu jiper deh, kalau ketemu sama ibu-ibu lain yang suka bertanya-tanya, umur berapa bayinya, berat berapa, ASI nggak, udah bisa ngapain aja, udah tumbuh gigi belum, dan lain-lain. Perkembangan setiap bayi itu berbeda-beda, meskipun memang ada patokan umumnya, seperti yang bisa dibaca di buku atau website. Tapi jangan terlalu stress juga kalau ternyata bayi kita sedikit terlambat bicara, atau merangkak, atau beratnya sedikit di bawah rata-rata. Selama kita terus konsultasi dengan dokter dan semua oke, tidak ada yang perlu dikhawatirkan terlalu besar. Oya, rumus jangan jiper ini juga berlaku kalau kita berkunjung ke blog atau milis para ibu muda. Banyak ibu yang suka mendokumentasikan perkembangan bayinya dengan detail di blog mereka, dan kadang suka serem kalau membaca betapa bayi-bayi lain begitu pintar dan hebat dibanding bayi kita! Yah, namanya juga ibu-ibu, pastinya senanglah membanggakan bayi sendiri.

Untuk masalah ASI, gue juga ada pengalaman. Mungkin ini berawal dari kekurangtahuan gue, ditambah sifat gue yang nggak tegaan. Yang jelas, di awal kelahirannya, Yofel sangat-sangat suka menangis. Gue yang memang belum menghasilkan banyak ASI, akhirnya menyerah dan memberikan susu dalam botol. Inilah awal perkenalan botol yang terlalu cepat untuk Yofel. Gue memang masih sering memompa ASI, karena gue lebih tenang kalau tahu Yofel sudah minum beapa mili untuk hari itu (apalagi nangisnya memang nggak berhenti-berhenti, jadi gue suka khawatir sendiri dia memang belum cukup minum). Awalnya lumayan, bisa dapet 150 ml sekali mompa, meski harus diselang beberapa jam. Tapi kebiasaan minum dari botol inilah yang akhirnya jadi bumerang untuk gue, karena Yofel jadi nggak mau menyusui langsung, mungkin karena sudah biasa menyedot botol, yang tekniknya berbeda dari menyusui langsung. Dan tanpa dirangsang oleh Yofel, habislah persediaan ASI gue.Karena setelah gue baca di literatur, ASI memang keluar karena dirangsang bayi, bukan karena dipompa terus menerus. Oke. This is a big lesson for me.

Yang lebih menyedihkan, meski sudah minum banyak, Yofel tetap menangis dan menjerit-jerit setiap hari. Gue panik, bingung, sedih, dan kesal. Mau bawa dia jalan-jalan kok takut dia ngamuk. Mau ngapa-ngapain jadi nggak tenang. Kalau nangis bisa sampai berjam-jam,kadang nggak ada yang bisa menenangkan dia, bahkan setelah digendong, disusuin, dan sebagainya. Pernah, seorang tetangga depan apartemen gue mengetuk pintu saking berisiknya Yofel. Dan gue nggak bisa menyalahkan dia juga. Gue aja rasanya udah hampir depresi.

Barulah setelah konsultasi dengan dokter, baca buku dan browsing internet, juga ngobrol dengan teman-teman yang sudah lebih dulu menjadi ibu, gue jadi tahu kalau Yofel ternyata menderita kolik. Whatttt? Awalnya sedih dan nggak bisa percaya. Kenapa harus Yofel? gitu pikir gue. Menurut statistik, 1 dari 5 bayi memang berpotensi kena kolik. Tapi kenapa Yofel harus jadi yang minoritas? Kayanya sebel banget dan nggak bisa terima. Kolik belum ada penyebab pasti, yang jelas sindromnya adalah menangis selama minimal 3 jam dalam sehari, 3 hari dalam seminggu, dan lebih dari 3 minggu berturut-turut. Huhuhu....

Akhirnya kita mencoba semua saran yang ada. Mengganti botol dengan botol susu anti kolik, memberikan gripe water, juga obat dari dokter, sampai menuruti saran dokter untuk mengganti susu dengan susu hypoallergenic. Tapi kolik itu tetep aja ada, sampai akhirnya belakangan ini, menjelang 4 bulan, mulai berkurang.

Semua ibu pasti pengen bayinya sehat. Tapi apa daya kalau ternyata kita memang harus mengalami yang terburuk? Yang paling baik adalah berusaha mencegah. Tapi kalau sudah kejadian, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali bersabar, dan menerima. Mungkin ini yang jadi pelajaran buat gue.

Yang paling menyedihkan adalah kalau kebetulan mampir ke salah satu blog atau milis tertentu, yang ternyata sangat anti susu formula. Rasanya seperti ditampar-tampar. Hahaha....Gue sama sekali nggak anti ASI atau ASIX. Gue juga percaya, ASI memang yang terbaik untuk bayi. Gue nggak mau cari justifikasi apapun untuk membenarkan tindakan gue memberi susu formula untuk Yofel. Yang gue mau cuman supaya gue nggak dihakimi. Nggak dijudge. Tingkat kejijikkan gue mencapai klimaksnya waktu gue membaca sebuah postingan di salah satu blog yang bilang : Kalau anak manusia, ya minumnya ASI. Kalau dikasih susu formula itu namanya anak sapi!

Gosh. Jahat banget sih....Yang lebih menyebalkan adalah, kadang gue membaca postingan yang justru mengesankan kalau pemberian ASIX itu lebih untuk 'superioritas' si ibu, yang merasa mampu melewati masa ujian 6 bulan, setahun, sampai 2 tahun (sampai ada istilah-istilahnya juga, Sarjana S1 ASI, S2 ASI dan lain-lain yang menurut gue sangat nggak penting), dan kadang melupakan tujuan sebenarnya pemberian ASIX, yaitu untuk kesehatan si baby. Oke, gue tahu memberi ASI, apalagi eksklusif, adalah suatu perjuangan luar biasa yang patut diacungi jempol. Tapi apa iya, karena sudah merasa sukses, lalu berhak menghakimi orang-orang yang "terlalu cepat menyerah"?

Gue sendiri selalu mengingatkan diri gue untuk tidak merasa sedih karena merasa tidak mampu atau tidak seperti orang lain. Gue lebih memilih untuk memikirkan gimana caranya membuat Yofel selalu sehat meskipun tidak lagi bisa mencicipi ASI. It's not about mom's ego, but about baby's health! Bukan berarti yang nggak memberi ASI itu nggak sayang anaknya kan? Gue adalah produk sufor sejak bayi, dan gue nggak pernah merasa nyokap gue nggak menyayangi gue, atau gue ngga punya bonding yang kuat dengan beliau. Sebaliknya, I love her more and more each day, especially because now I learn how hard it is to become a mom!

Pelajaran lain yang gue dapet masih ada hubungannya dengan ego orang tua. Gue pernah dipresentasi oleh seorang agen Glenn Doman tentang metode merangsang anak agar tumbuh jenius. Bisa membaca di usia 6 bulan, bahkan bisa aritmatika pula! Ckckck...gue nggak habis pikir tentang hal ini. Maksud gue, silakan aja kalo ada yang mau menerapkan metode itu, tapi please lakukan itu memang untuk kebaikan si baby, bukan karena sebagai orang tua kita ingin bisa pamer pas kumpul-kumpul keluarga atau dengan teman-teman: "Anak gue masa udah bisa baca lho sekarang, padahal baru umur 6 bulan!". Glenn Doman hanyalah salah satu metode. The bottom point is, sampai nanti anak kita besar, jangan sampai mengambil keputusan berdasarkan apa yang kita pikir terbaik menurut kita, tapi berpikirlah juga apa yang terbaik untuk mereka.

Masih banyak sih pengalaman aneh-aneh selama gue menjalani peran ibu beberapa bulan ini, dan gue yakin masih akan sangat banyak tantangan yang gue hadapi, orang-orang aneh yang akan gue temui (especially them, whose blogs and websites and mailing lists I banned for the time being! hehehe). Yang pasti, tetap percaya aja lah, kalau kita memang berusaha yang terbaik untuk anak kita, seperti juga orang tua kita selalu berusaha yang terbaik untuk kita (even til today!).

Enjoy motherhood, don't make everything difficult for yourself =) And when you think you've had enough, just look into your baby's face. Suddenly, everything turns just fine all over again.

Tuesday, January 19, 2010

Bunch of Good Movies!

In the past few weeks, I watched some good movies, on DVDs and also on the theatres. One of them was The Hangover, this funny, crazy, hilarious movie about four guys who went to Vegas to have a bachelor party they won't forget. Who knows, the next day, they actually didn't REMEMBER any single thing about what happened the other night. It became scarier when they found a tiger and a baby in their 4200 dollars a night hotel room, one of them had a missing tooth, and the groom-to-be was nowhere to be seen.

I'm not a big fan of comedy movies, but this one, this one is different. I laughed out loud most of the time, although there were some scenes that totally silly. The casts are perfect, the dialogues are smart, and the ending is great. Kuddos for the filmmakers...And who knows, Golden Globe was agree with me, because Hangover won the best motion picture for comedy/musical category. Kewl!!

Another unexpected good movie is Sherlock Holmes. Well, to tell you the truth, the movie was so-so, but the perfect Robert Downey Jr as Sherlock Holmes and his sidekick Jude Law as Dr Watson were totally amazing! Again, Golden Globe was agree with me and gave an award to Downey. Horay!

(500) Days of Summer, along with Nick & Norah's Infinite Playlist, became two of my favorite romantic movies in 2009. Simple, with effective castings and great settings. Ow, and don't forget the good music along the movies.

For a bigger budget movie, Avatar is everyone's favorite. The technology and visual effects are wonderful, and even the storyline is not too bad for a popcorn movie. James Cameron is a real dreamer, and he got Golden Globes for that.

This year, Golden Globe seemed a bit kind with people's taste. I wonder who's going to be nominated for the Oscar. I doubt Hangover will be in any category there, haha!

Friday, January 08, 2010

Another New Year

Tahun baru lagi...Ganti kalender, ganti agenda..
Membuat resolusi (yang biasanya terlupakan sebelum pertengahan tahun, hehe), mendaftar hal-hal yang ingin dilakukan di tahun ini...
Yang pasti, semua ingin tahun yang lebih baik dalam segala hal..Mencapai yang belum tercapai di tahun sebelumnya...

Buat gue, tahun 2009 benar-benar mempunyai banyak ups and downs...Banyak struggle, banyak juga berkat yang gue terima. Bertambahnya seorang anggota baru dalam keluarga kecil kami, berkunjung ke tempat-tempat yang tidak terlupakan, bertemu orang-orang yang mengagumkan, dan masih boleh bersama-sama dengan keluarga, dan partner seumur hidup gue yang luar biasa...

I cherised 2009, and ready to welcome 2010...
Happy new year everybody, and best of luck to you all!

(Resolusinya simpel kok, tetap mengupdate blog ini dan meneruskan blog yang baru..hehehe)