Dari dulu, gue selalu berprinsip, pilihlah pekerjaan yang disukai, lalu lakukan sebaik mungkin. Gue sendiri emang nggak ngoyo harus mengejar karier, punya target jadi bos dalam usia sekian, hehehe...Buat gue, bisa melakukan pekerjaan yang sesuai kata hati aja udah jadi kepuasan tersendiri. (Di samping dapet uang lho ya, hahaha)
Sampai saat ini, menjadi perempuan yang bekerja masih menjadi pilihan gue. Well, dibilang pilihan 100% juga nggak sih, karena sejak jadi ibu, ada keinginan besar untuk bisa tinggal di rumah aja, or at least, working from home. Apa daya, belum memungkinkan sampai sekarang. Jadi, yang bisa gue lakukan setidaknya adalah berusaha menikmati pekerjaan gue.
Dalam setiap pekerjaan yang gue ambil, salah satu bagian yang paling gue suka adalah proses pembelajarannya. Gue suka belajar hal-hal baru, tentu aja sesuai dengan minat gue ya. Entah itu belajar menulis berita dan mencari angle waktu kerja sebagai jurnalis politik, belajar menulis feature dan mengatur pemotretan waktu kerja di salah satu majalah hedon, atau belajar bagaimana presentasi di depan ratusan petani tentang sebuah konsep rumit bernama Fairtrade, waktu gue sempat kerja di NGO tersebut.
Jadi, waktu gue mulai pekerjaan gue yang sekarang, gue sudah siap untuk belajar hal-hal baru lagi. Tentang sistem pendidikan Amerika dan Indonesia, proses perijinan dan birokrasi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kerjaan yang sekarang.
Tapi jujur, yang paling gue benci dari bekerja adalah menghadapi orang-orang di dalamnya yang suka unexpected, termasuk terlibat dalam politik kantor yang tidak penting. Gue pernah satu kantor dengan mayoritas perempuan yang tiada hari tanpa bergosip, atau pernah juga dapet bos Perancis yang kadang super duper aneh. Tapi yang paling gue takutin dan gue sebel adalah menghadapi seorang backstabber.
Apa salahnya sih bekerja dengan tenang, tanpa harus saling tikam-menikam dari belakang? Apa susahnya berkompetisi dengan sehat, tanpa harus ada manuver-manuver aneh yang bikin hari-hari terasa gila?
Gue ngerti, mungkin emang ada model orang yang merasa kalau kerjaan adalah segalanya, kalau karier adalah yang nomer satu dalam kehidupan, dan orang-orang lain dianggap sebagai ancaman (even though di saat lunch time dia bisa ketawa" dan ngajak gosip tentang artis seakan nggak ada hal yang terjadi).
Tapi please deh, if you want to do that office politic thing, find the equal opponent! Gue nggak tertarik dengan urusan kantor, politik, karier, jabatan ataupun uang(kecuali kenaikan gaji yah, huahaha). So please, just leave me alone, ok.
And let me work in peace.
No comments:
Post a Comment