Semenjak berasa lega karna beban" sekolah yang udah berakhir, gue jadi punya banyak waktu luang buat merenung". Hmm..sebenernya, selama ini gue juga banyak merenung sih (baca: melamun), tapi karna masih kebayang" thesis dan kawan"nya, merenungnya jadi kurang maksimal.
Dan topik perenungan paling utama, tentu aja pertanyaan klise: Mau ngapain gue abis ini?
Dari beberapa perbincangan dan e-mail dengan temen" wartawan, sebagian besar menyarankan gue untuk nggak kembali ke dunia pewartawanan. Kenapa? Karna menurut mereka, profesi itu sangat mubazir buat seorang lulusan Master (cieee) seperti gue, setidaknya dari segi gaji, dan mungkin, jenjang karir.
Seorang temen ex wartawan TV yang lagi menuntut ilmu di Inggris malah bilang, "Itu nista banget kali, buat seorang lulusan Master Belanda kaya elo". Waduh...masa sih segitunya?
Jujur, gue emang masih membuka opsi buat melakukan hal" lain di luar dunia jurnalistik. Alasannya, biar lebih buka peluang aja, dan siapa tau, gue menemukan sesuatu yang lebih gue suka. Tapi, hari ini, perasaan gue terusik lagi.
Bermula dari ajakan seorang temen gue, Pamela, yang bekerja di pemerintahan Taiwan dan lagi melakukan riset di Belanda, untuk menghadiri salah satu hearing di International Criminal Court yang ada di kota Den Haag. Gue pikir, okelah, paling nggak gue bisa ngeliat yang namanya hearing di pengadilan internasional itu seperti apa.
Ternyata, hmm..keren, keren. Meskipun nggak terlalu mudeng sama kasus yang lagi dibahas (menyangkut situasi di negara Kongo), tapi gue langsung terkesan gitu pas masuk ke ruang buat visitors, yang dibatasin sama kaca bening dengan ruang sidang. Di deretan depan, ada bangku khusus untuk Pers, yang dipenuhi sama cowok" dan cewek" berpenampilan modis, yang pada lagi sibuk nyatet".
Untuk ngedengerin hearing itu, kita dikasi semacam audio tool gitu, lengkap dengan earphone nya, karena hearingnya dilakuin dalam dua bahasa, Inggris dan Perancis, jadi ada interpreternya gitu. Dan begitu ngikutin jalannya hearing, tanpa sadar gue malah bikin" angle berita, sambil mikir mana yang bakal gue pake seandainya gue disuruh naikin beritanya.
Dan saat itulah...ohh...gue baru menyadari kalo gue sangat kangen sama yang namanya liputan! Masa" nongkrong berjam" di DPR dengerin anggota komisi 1 ngoceh" nggak karuan, contek" an lead berita, laporan di pojokan, colongan ngabur makan siang...Bedanya sama di ICC ini, wartawan DPR sih cuek banget ngampar" di ruang sidang kalo emang kursinya udah kepenuhan, dan curi" makanan kotak punya anggota dewan. Hehehe...
Hummm...jadi, kembali ke dilema gue...Balik ke dunia peliputan? Atau mencoba peruntungan di tempat lain? Seberapa pentingnya sih gaji buat gue? Duh...hidup emang selalu dipenuhi pilihan sulit.
*Mungkin, gue bakal kembali ke impian semula aja, punya peternakan anjing. Senangnya...=)*
No comments:
Post a Comment