Bisa dibilang, kehamilan gue bukanlah termasuk kehamilan yang menyusahkan..Banyak mitos (ataupun fakta?) seputar kehamilan yang nggak sempat gue alamin sendiri..Gue nggak mengalami morning sickness (atau yang menurut sebagian orang, lebih tepat disebut all day sickness), gue nggak sempat ngidam macem-macem (yang sedikit membuat gue menyesal, karena sesekali sebenarnya pengen juga nyusahin suami, hahaha), dan gue juga (untungnya) nggak mengalami berbagai gangguan yang kerap gue baca di buku-buku kehamilan atau artikel di internet, seperti sembelit, varises, bahkan kenaikan berat badan yang berlebihan (sebenernya kalo yang ini relatif ya, apakah 15 kg berlebihan? hahaha)...
Yang membuat gue lega, sampai bulan kedelapan, meskipun perut, paha dan teman-temannya sudah membesar dan menampakkan tanda lemak berlebih, belum muncul yang namanya stretchmark, salah satu musuh terbesar para ibu hamil. Padahal gue nggak pakai krim macem-macem, hanya minyak yang gue beli di Jerman, rekomendasi salah seorang teman di sana. Itupun pakainya tidak teratur.
Jadi, gue pantes bersuka ria...Sampai suatu hari, memasuki minggu-minggu terakhir kehamilan, lohhh...kok muncul garis-garis merah di bagian samping perut gue ya? Gue mulai cemas, mencoba berpikir positif dengan mengasumsikan garis-garis itu hanyalah bekas pinggang celana yang kesempitan...Tapi hari demi hari, kok dia masih ada di sana yaaa? Samar-samar sih, tapi cukup mengganggu juga...Dan akhirnya, terpaksalah gue menerima kenyataan pahit, kalau si stretchmark yang terkenal itu sudah masuk ke kehidupan gue..Sedihnyaaa....
Dan berbagai kebenaran menyakitkan lainnya mulai menyusul seiring semakin tuanya usia kehamilan gue...Kaki yang membengkak, jerawat kecil-kecil di jidat..Hahaha, akhirnya gue benar-benar mengalami kekacauan-kekacauan ibu hamil...
Satu hal yang bisa menjadi masukan para ibu hamil di luar sana, janganlah terlalu banyak mendengar atau membaca sumber-sumber tentang kehamilan. Sure, menambah pengetahuan itu penting..Tapi menelan semuanya tanpa disaring, adalah a truly big mistake. Gue masih inget waktu di awal kehamilan dulu, kuping gue sampai panas setiap kali ketemu orang yang ribut berkomentar, "Hamilnya kok kecil sih?" "Perutnya kekecilan tuh, untuk usia kandungan 3 bulan...". Sementara komentar sebagian orang lainnya: "Gede banget lo!" "Gilaaa...belum pernah ngeliat lo segendut ini!"... Dan lain sebagainya.
Begitupun dengan banyak hal di luar sana yang diperuntukkan untuk ibu hamil: info seputar ASI eksklusif, Inisiasi Menyusu Dini, Prenatal Yoga, senam hamil, Hypnobirthing, water birth (melahirkan dalam air),bedah cesar, dan sebagainya. Pilah-pilih mana fakta yang memang sreg di hati, lakukan sesuai kata nurani, minta masukan orang-orang yang paling kita percaya. Kalau memang kondisi tidak memungkinkan untuk lahir normal, cesar bisa jadi pilihan. Kalau memang ASI kurang, tidak ada yang melarang susu formula, dan tidak perlu merasa bersalah (btw, gue sendiri adalah produk susu formula murni, dan sampai saat ini, gue nggak punya alergi, penyakit aneh, dan perkembangan otak gue juga baik-baik aja...So please don't judge something you don't really know about!)..
Belum lagi nasihat sok tau dan mitos-mitos menyesatkan, seperti nggak boleh minum air es, nggak boleh menyentuh makanan pedes, nggak boleh potong rambut, dan larangan aneh lainnya. Akhirnya jalan keluar gue simpel, gue hanya menurut sama apa yang dibilang dokter gue, setelah mengcross-checknya dengan fakta yang ada.
Dan akhirnya...what can I tell? I enjoyed this pregnancy, this unique situation where someone really grew inside my womb. I enjoyed every movement he made, every single moment spent with him inside me, every conversation, and every prayer... Am I scared? Hell yes, I am...I'm scared of the whole unknown world spreads in front of me..And a thousand what ifs that running in my head..
But dear God, I know You're there, and If I could go through these 9 whole months with You by my side, then I could go through anything!
No comments:
Post a Comment